Senin, 20 Juni 2016

KESIMPULAN SESUDAH UTS

PENGARUH BUDAYA ATAS PERILAKU ORGANISASI
Kesimpulan:
Masyarakat terdiri dari manusia dan budayanya. Para ahli antropologi sering kali menggunakan istilah sociocultural. Mereka berpendapat bahwa budaya suatu bangsa dipelajari, diyakini bersama, dan bahwa budaya tersebut mendefinisikan batasan untuk berbagai kelompok yang berbeda dan berbagai aspek budaya nasional, oleh karena itu, budaya nasional merupakan suatu gabungan total dari keyakinan, ritual, peraturan, adat, artifak, dan institusi yang menentukan ciri populasi tersebut. Nilai, norma, adat, dan ritual budaya tidak muncul begitu saja, tetapi berkembang melalui evolusi dan dipengaruhi oleh politik, agama, bahasa dan aspek budaya yang lain. Individu dan kelompok dalam masyarakat memainkan suatu peran dalam perjalanan yang ditempuh oleh budaya selama beberapa waktu.
Budaya dan sub-budaya suatu bangsa mempengaruhi bagaimana transaksi organisasi dilakukan. Pengetahuan, rasa hormat, rasa fleksibilitas dalam mengikuti perbedaan budaya nasional telah menjadi factor penting untuk dipertimbangkan oleh manajer dalam rencana yang mereka buat. Belajar bekerjasama dalam sebuah dunia yang dipengaruhi oleh perbedaan budaya nasional menjadi persyaratan utama manajemen yang efektif. Manajemen perlu memahami budaya nasional dan berbagai karakteristik budaya organisasi.
Budaya sangat berpengaruh sekali terhadap perilaku dalam sebuah organisasi. Karena budaya organisasi melibatkan ekspektasi, nilai, dan sikap bersama yang dapat memberikan pengaruh pada individu, kelompok, dan proses organisasi. Budaya organisasi juga sebagai perspektif untuk memahami perilaku individu dan kelompok dalam suatu organisasi.

MENGELOLA KONFLIK DAN STRES
Kesimpulan:
Stres dan konflik merupakan sebuah cerminan perilaku individu dan kelompok yang dapat mempengaruhi perilaku organisasi secara keseluruhan. Perilaku organisasi mendasarkan diri terhadap apa yang dilakukan orang-orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja dari organisasi, dan menyangkut pula mengenai aspek-aspek tingkah laku anggota dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu. Organisasi dapat memberikan pengaruh pada anggota dalam organisasi, sebaliknya mereka bisa mempengaruhi organisasi.
Stress merupakan perilaku individu yang dapat menimpa siapapun dalam organisasi. Stres yang berkepanjangan dan tidak ditangani segera, akan memunculkan konflik antar individu atau kelompok dalam organisasi yang akan menurunkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Konflik dan stress adalah dua hal yang beriringan dalam perilaku organisasi. Keduanya memiliki pengaruh yang baik atau positif dan juga pengaruh buruk atau negatif. Dan keduanya merupakan perkara yang tidak bisa dihindari dalam dinamika organisasi. Untuk menghadapi konflik dan stress adalah positif thinking dan selalu terbuka pada setiap perubahan. Dengan demikian sikap positif terhadap konflik dan persepsi baik tentang stress mmenjadi keniscayaan dalam mengokohkan diri dan mematangkan organisasi.

PERSEPSI DAN KOMUNITAS
Kesimpulan:
Dua istilah persepsi dan komunikasi ini amat erat dan penting sekali diketahui guna memahami ilmu perilaku ini. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin menyampaikan informasi kepada orang lain. Dan komunikasi tersebut dapat berjalan baik dan tepat jika penyampai informasi tadi menyampaikannya dengan patut, dan penerima informasi menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.
            Jika dalam proses penyampaian informasi tidak patut dan terjadi distorsi, maka komunikasi semacam ini dapat dikatakan komunikasi yang tidak efektif atau mengalami kegagalan. Kegagalan berkomunikasi bisa terjadi karena banyak hambatan-hambatan. Salah satu hambatan yang ditimbulkan dari unsur manusia yang terlibat didalamnya ialah karena persepsi yang berbeda.
            Dalam persepsi yang amat menarik dibicarakan adalah proses pemilihan persepsi, yakni suatu proses bagaimana seseorang bisa tertarik pada suatu objek sehingga menimbulkan adanya suatu persepsi mengenai objek tersebut. Adapun faktor penyebab bagaimana seseorang tertarik pada objek tersebut dapat dikelompokkan atas dua hal yakni faktor dari luar diri seseorang dan faktor dari dalam diri sendiri. Faktor dari luar misalnya karena intensitas, ukuran, kontras, pengulangan, gerakan, dan objek tersebut baru atau sudah dikenal. Adapun faktor dari dalam terdiri dari proses pemahamam atau learning, motivasi, dan kepribadian seseorang.
            Istilah lain lagi yang amat berhubungan dengan persepsi adalah komunikasi. Banyak pengertian yang dikemukakan tentang komunikasi ini, tetapi ada tiga aspek penting yang merupakan kontinum dibahas dalam buku ini. Tiga aspek tersebut adalah informasi, proses komunikasi dalam suatu organisasi, dan komunikasi antar orang. Mengenai informasi ada tiga hal penting yang dikemukakan dalam bab ini sehingga dapat memberikan pengertian tentang sifat hakekatnya. Tiga hal itu antara lain kelebihan, pengertian, dan umpan balik. Dengan demikian jika suatu informasi yang dikomunikasikan itu berlebihan akan menimbulkan beberapa reaksi, misalnya orang-orang berkomunikasi gagal memperhitungkan dengan tepat informasi yang diterimanya, banyak membuat kesalahan, menumpuk pekerjaan, penyaringan informasi, mengerti hanya garis besarnya saja, melempar tugas ke orang lain, dan menghindar dengan sengaja informasi yang datang. Adapun sifat lain dari informasi adalah pengertian dan umpan balik. Penerimaan dan pemahaman penerima informasi akan mempengaruhi pengertian ini, demikian pula umpan balik dari informasi tersebut

KEKUASAAN DAN POLITIK
Kesimpulan:
Kekuasaan merupakan kapasitas seseorang, tim, atau organisasi untuk mempengaruhi pihak lain bukan merupakan tindakan mengubah pola, sikap dan perilaku orang lain melainkan hanya potensi untuk melakukan hal seperti itu. 
Sopiah ( 2008 ). Tori Strategic Contigency : event or activity of crucial importance to completing a project or accomplishinga goal. Dicetuskan oleh Hickson dan Hinnings.
Model ini menyatakan bahwa kekuasaan bagian (subunit power) atas bagian lain ditentukan oleh kemampuan. Menurut Tosi, Rizzo, dan Carrol (1990), ada lima tipe kekuasaan, yaitu: Legitimate Power, Reward Power, Coercive Power, Expert Power.
Menurut Stephen robins ada 2 Jenis  kekuasaan yaitu: Kekuasaan posisi
 (position power) dan Kekuasaan pribadi (personal power), informasi dan kekuasaan terbagi atas substitutability, sentralisasi, dan visibility.  
Dhal (1957) menyatakan politik adalah aktifitas untuk mendapatkan,
mengembangkan, menggunakan kekuasaan dan sumber-sumber lannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan dalam situasi dimana adanya ketidakpastian atau adanya ketidaksepakatan tentang suatu pilihanEtika dalam politik keorganisasian yaitu : Sifat Utilarian ( Berguna bagi semua kalangan), Menghormati hak-hak individu, Menghargai persamaan hukum. Jenis-jenis kegiatan politik dalam organisasi yaitu : Menyerang atau menutup mata, terhadap pihak lain, Selektif dalam mendistribusikan informasi, Membentuk koalisi,Managing Impressions.
Sopiah ( 2008 ),
Kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya.

SISTEM ORGANISASI
Kesimpulan:
a)      Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan yang memiliki satu tujuan.
b)      Elemen yang tidak memiliki manfaat atau tidak memberikan keuntungan bagi elemen yang lain, maka elemen tersebut bukan merupakan bagian dari sistem.
c)      Setiap sistem harus memiliki tujuan. Tanpa adanya tujuan dari sistem tersebut, maka sistem menjadi tak terarah atau tidak terkendali.
d)     Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern.
e)      Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
f)       Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
a.       Spesialisasi kegiatan
b.      Koordinasi kegiatan
c.       Standarisasi kegiatan
d.      Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
e.       Ukuran satuan kerja

Minggu, 19 Juni 2016

PROFIL PEMIMPIN

Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).

Ada beberapa unsur pokok yang mendasari atau sudut pandang dan sifat-sifat dasar   yang ada dalam merumuskan definisi kepemimpinan, yaitu:
a.    Unsur-unsur yang mendasari
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, adalah:
1.      Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2.      Kemampuan mengarahkan atau  memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
3.      Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

b.    Sifat dasar kepemimpinan
Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin. Paling tidak, dapat dikatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur kecakapan pokok, yaitu:
1.        Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan yang berlainan.
2.      Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.

3.    Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan sekaligus menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang M. Amirin, 1983:15). 

FUNGSI KEPEMIMPINAN

FUNGSI KEPEMIMPINAN
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung sesuai tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana.
5. Fungsi mengambil keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Tetapi seorang pemimpin harus berani mengambil keputusuan demi tercapainya tujuan yang telah di tetapkan dalam rencana.  Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.